Senin, 16 November 2009

Ayooo...Lawan Utang Kartu Kredit.



Kartu Kredit, hemm saya rasa semua sudah mengerti fungsi kartu ini, bagi saya kartu kredit adalah hal yang menakutkan. Begitu mudah nya bank dan instansi keuangan menawarkan fasilitas kartu kredit tanpa dibarengi pengertian tentang kartu kredit untuk masyarakat yang akhirnya mengakibatkan krisis financial Anda.



Yahh..dengan pikiran bisa belanja baru bayar kemudian, maka akhirnya kita lupa daratan, kekhawatiran saya memuncak ketika mengetahui seorang teman namanya Ari(samaran), mengaku memiliki hutang di kartu kredit sebesar Rp 74 juta. Padahal saya tahu persis kalo gaji Ari hanya Rp 2 juta/bulan. Otomatis dengan kondisi seperti itu Ari tidak bisa memenuhi minimum payment sebesar Rp 7,5 juta/bulan. Debt Collector sudah menelpon dan mendatangi rumahnya setiap hari.

Ternyata Ari tidak sendiri masih ada lagi Brian(samaran) dengan gaji Rp 5 juta/bulan mempunyai saldo utang Rp 20 juta, utang rumah Rp 550 juta, dan utang keluarga Rp 100 juta. Ada lagi Chintya(samaran) punya utang Rp 55 juta, tetapi tidak ada dana yang tersisa ditabungannya.

Saya yakin masih ada jutaan orang seperti Ari, Brian, dan Chintya yang mengalami hal serupa. Mereka seperti memegang bom waktu yang akan meledak dan menyeret negeri ini dalam krisis pinjaman. Mengapa hal ini bisa terjadi ?
Pertama, Negara kita belum dilengkapi sistem kredit yang memadai, belum ada sistem credit scoring yang bisa mengkategorikan antara peminjam sehat dan yang tidak sehat. Sistem Informasi Debitur(SID) yang lebih memadai sehingga bisa diketahui layak/tidak layak.

Kedua, para penerbit kartu kredit bersikap masa bodoh, yang penting persyaratan internal mereka terpenuhi. Seseorang bahkan dapat memperoleh kartu kredit dari 20 penerbit kartu kredit yang berbeda, inilah yang terjadi pada Ari.

Ketiga, adalah cara memasarkan kartu kredit yang tidak etis. Ke mana saja slogan responsible lending yang harusnya menjadi nyawa bank dan institusi finansial ? Mungkin Anda juga mengalami hal serupa dengan saya. Caranya seperti "Boleh kartu cicilannya, bu. ini bukan kartu kredit, tapi kartu cicilan". "ini bunganya kecil, loh..". "Belanja bulannya juga bisa dicicil, bu!".

Salah siapakah jika terjadi hal seperti diatas..salah sistemnya kah ? Ayo lahh.. Siapa yang menyuruh Anda menandatangani aplikasi kartu kredit itu? Siapa yang menyuruh Anda menggesek kartu kredit? Siapa yang menyuruh Anda tidak menyisihkan gaji dalam tabungan dan investasi?
Jika kondisi keuangan Anda morat-marit karena utang, salahkanlah dirimu sendiri!!! Ayolah,,terima saja kenyataaannya jika Anda punya saldo utang kartu kredit yang tak lunas saat jatuh tempo, artinya Anda tidak pantas menjalani lifestyle Anda seperti sekarang ini, sebab Anda Tidak Mampu jadi jujurlah pada diri sendiri.

Kuncinya hanya itu jujurlah pada dirimu sendiri bahwa Anda belum/tidak mampu menjalani gaya hidup yang seperti sekarang ini,,jadi stop mengunakan kartu kredit dan mulailah negosiasi dengan penerbit untuk menyelesaikannya, kurangi biaya-biaya yang tidak penting seperti belanja di mall atau makan di restoran.. so.. Ayoo.. sama-sama Lawan Utang Kartu Kredit!!!

6 komentar:

RifkyMedia mengatakan...

betul bro,perlu kontrol ketat dan jangan konsumtif. nice blog!!

richie mengatakan...

Nice info sob, ane korban kartu kredit, heu heu heu, tapi sekarang dah kubuang gak mau pake lagi, keep on sob

Facechan mengatakan...

Aduh.. Masih belum kerja.. jadi gak brani ambil resiko kredit....

Hhehehee........

paijo_jr mengatakan...

wew betul juga infonya sob^^pembodohan sales-salesnya itu

A-KIM KOMPUTER mengatakan...

Yoi pren..jgn trgiur iming2 enak didepan..belakangan jd pusing tujuh keliling...

Anonim mengatakan...

saya juga pernah terlilit utang kartu kredit <a href="http://solusibisnismu.wordpress.com/2009/12/16/untuk-modal-bisnis-pilih-harta-warisan-atau-ilmu/>namun malah bisa punya toko</a>

namun saya setuju, yang paling baik adalah mengendalikannya..

AdBrite

Followers