Selasa, 10 November 2009

Dolar Meredup, Emas Kian Mengkilap.


"Harga emas yang relatif stabil menjadikannya investasi yang paling aman dibandingkan komoditi lain".
Dolar Meredup, Emas Kian Mengkilap.Nurul Qomariyah - detikFinance
London - Harga emas dunia kembali melonjak menembus level psikologis US$ 1.100 per ounce. Kembali melemahnya dolar AS memicu lonjakan logam mulia yang dianggap sebagai tempat hedging ini.



Pada perdagangan Senin (9/11/2009) di London Bullion Market, harga emas sempat menembus US$ 1.111,20 per ounce sebelum akhirnya ditutup di US$ 1.106,75 per ounce, naik dari penutupan akhir pekan lalu di US$ 1.096,75.

Lonjakan harga emas terjadi akibat dolar AS merosot menyusul pengambilan risiko setelah G20 memutuskan untuk mempertahankan kebijakan stimulusnya guna mendukung pemulihan ekonomi.

Euro kemarin menguat tajam k e 1,5007 dolar, dibandingkan penutupan sebelumnya di 1,4846 dolar. Euro juga menguat atas yen di 134,76 yen, dibandingkan sebelumnya di 133,45 yen. Dolar AS tercatat juga melemah atas yen di 89,81 yen, dibandingkan sebelumnya di 89,90 yen.

"Emas mempertahankan dirinya di atas level psikologis US$ 1.100 pagi ini setelah para menteri G20 memutuskan mempertahankan kebijakan stimulusnya," jelas James Moore, analis dari TheBullionDesk.com seperti dikutip dari AFP, Selasa (10/11/2009).

Pekan lalu Bank Sentral AS juga memutuskan untuk memperpanjang suku bunga rendahnya untuk jangka waktu yang lama dan mempertahankan kebijakan stimulus fiskalnya.

"Kecuali suku bunga AS berbalik arah, emas akan terus diburu," jelas Ronald Leung, direktor Lee Cheong Gold Dealers.LIHAT DISINI

JAKARTA(www.kontan.co.id) Seakan tak mengenal lelah, harga emas kembali menyentuh harga tertinggi. Senin (9/11), hingga pukul 11.42 WIB, harga emas di bursa berjangka Comex bertengger di US$ 1.105,11 per troy ounce, atau menguat 0,8% ketimbang sehari sebelumnya.

Kali ini ada dua penyebab yang mengakibatkan harga emas kian meroket. Pertama, rendahnya suku bunga Amerika Serikat (AS). Ini mengakibatkan investor dunia melakukan aksi carry trade yang berujung pada melemahnya mata uang dolar AS. Akhirnya, ongkos untuk membeli komoditas berbasis duit hijau semakin murah.

Kedua, aksi pemerintah India membeli komoditas emas dari International Monetary Fund (IMF). Para analis memprediksi, keputusan ini akan segera diikuti oleh negara lainnya. Dus, permintaan terhadap komoditas emas bakal semakin tinggi.

“Komoditas berbasis dolar AS turun. Tapi, EMAS selalu mencetak rekor. Sebab, investor menjadikan emas sebagai tempat investasi yang paling aman,” kata Geoff Clear, Head of Asia Commodities Australian & New Zealand Banking Group Ltd.




1 komentar:

poter mengatakan...

memang bener karena itu pada zaman dahulu nenek moyang kita menggunakan emas sebagai alat transaksi.

AdBrite

Followers